Foto: www.radioaustralia.net.au |
Riset ini mendata lebih dari 12.000
responden mahasiswa program sarjana dan pascasarjana di
universitas-universitas di Australia.
21 persen responden mengaku memiliki
pendapatan kurang dari $10,000, dan sebagian besar yakni sekitar 40.3
persen berpendapatan $10,000 dan $19,000.
Sedangkan pendapatan tahunan
rata-rata adalah $18.634 untuk mahasiswa program studi sarjana.
Laporan ini juga menemukan kalau 1
dari 5 mahasiswa kerap tidak makan, angka ini meningkat dari temuan tahun 2006
lalu yang hanya 1 dari 8 mahasiswa yang tidak makan.
Riset ini juga menemukan setengah
dari mahasiswa yang disurvey mengaku mendapat dukungan keuangan dari
keluarganya untuk bisa terus melanjutkan studi.
Sementara itu dua pertiga mahasiswa
sarjana mengaku khawatir dengan situsai keuangan mereka. Kesulitan keuangan ini
lebih besar dialami mahasiswa pribumi dibandingkan mahasiswa berlatar belakang
sosial ekonomi rendah.
"Laporan ini jelas menunjukan
kalau kesulitan keuangan dikalangan pelajar mahasiswa di Australia meningkat,”
Kata Kepala Universitas Australia Belinda Robinson dalam pernyataannya.
"Dampak temuan ini terhadap
tingkat berhenti kuliah atau DO maupun tingkat pendaftaran di universitas masih
belum diketahui, namun yang pasti masalah ini tetap mendesak untuk
dicermati." katanya.
Kepala Badan Pelayanan Sosial
Australia (ACOSS), Cassandra Goldie, mengatakan pembayaran tunjangan anak-anak
muda dari pemerintah saat ini tidak mencukupi lagi.
"Salah satu alasan utama
terkait tunjangan bagi pemuda yang banyak diandalkan mahasiswa saat ini adalah
besarannya hanya $29 per hari,” kata Dr Goldie.
"Seperti halnya pembayaran
tunjangan bagi pengangguran, besaran tunjangan itu sudah lebih dari dua
dekade tidak mengalami peningkatan. Jadi jelas saja tunjangan itu sudah tidak
cukup lagi,” tegasnya.
"Kita mendesak agar pemerintah
menaikan tunjangan untuk mahasiswa ini.” ucap Goldie.
Sistem rusak
Dr. Goldie mengatakan sistem
pendidikan di Australia dirancang untuk mahasiswa yang tinggal di rumah dan
dibiayai oleh orang tua atau penjaminnya. Dan ini tidak mencerminkan kondisi
kebanyakan mahasiswa atau pelajar di Australia saat ini.
"Jika dua pertiga dari
mahasiswa hidup dibawah garis kemiskinan, maka bisa dipastikan sistem
pendidikanya tidak benar,” katanya.
"Kita perlu sistem pendidikan
yang dewasa yang memungkinkan mahasiswa bisa mendapat pendidikan yang lebih
baik dan tidak perlu hidup miskin untuk menjalani pendidikan seperti
sekarang ini.”
Serikat Mahasiswa sebelumnya
mendesak agar usia seseorang dibolehkan tinggal sendiri direndahkan dari 22
tahun menjadi 18 tahun untuk meningkatkan jumlah orang yang bisa mendapatkan
dukungan pendanaan. Tapi Goldie mengatakan desakan
itu bukan perbaikan cepat untuk mengatasi tingginya tingkat kemiskinan.
"Pemerintah banyak berbicara
soal bagaimana Australia bisa memiliki sistem pendidikan kelas dunia,
yang artinya harus juga melindungi hak pelajar untuk bisa melewati sistem
pendidikan tersebut,” katanya.
ACOSS mengatakan ketersediaan tempat
tinggal yang terjangkau merupakan alasan lain yang mempengaruhi kemiskinan
dikalangan pelajar.
Menurut Goldie anak-anak muda perlu
hidup dalam kondisi stabil dan nyaman agar bisa menyelesaikan pendidikannya.
Tapi saat ini kebanyakan mahasiswa hidup di rumah tinggal di bawah standar yang
sulit untuk tidur nyenyak di malam hari dan belajar dengan baik.
Sumber: www.radioaustralia.net.au (15 Juli 2013)